This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, December 20, 2010

Perang Dingin

Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut.

Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara langsung, namun konflik di antara keduanya secara tak langsung telah menyebabkan berbagai perang lokal seperti Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria dan Cekoslovakia dan Perang Vietnam. Hasil dari Perang Dingin termasuk (dari beberapa sudut pandang) kediktatoran di Yunani dan Amerika Selatan. Krisis Rudal Kuba juga adalah akibat dari Perang Dingin dan Krisis Timur Tengah juga telah menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Dampak lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin. Namun ada pula masa-masa di mana ketegangan dan persaingan di antara keduanya berkurang. Perang Dingin mulai berakhir di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev meluncurkan program reformasi, perestroika dan glasnost. Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1991.

Latar belakang
Kehadiran dan kekuatan Nazi Jerman memaksa pasukan Sekutu Barat dan pasukan Soviet bersatu untuk menghadapinya. Bagaimanapun, sejak awal aliansi antara Uni Soviet, negara komunis pertama di dunia, Amerika Serikat, negara kapitalis terkaya di dunia, dan Britania Raya, kerajaan terbesar di dunia, diwarnai oleh saling ketidakpercayaan dan tekanan ideologi.

Kejadian yang berhubungan dengan perang dingin
* Perang Vietnam
* Perang Korea
* Perang Soviet-Afganistan
* Perang sipil Kamboja
* Perang sipil Angola
* Perang sipil Yunani
* Krisis Kongo
* Runtuhnya Tembok Berlin
* Revolusi Hongaria
* Krisis Iran
* Krisis misil Kuba

Peserta Perang Dingin
* NATO
* Pakta Warsawa
* Gerakan Non-Blok
* Republik Rakyat Cina
* Sekutu Amerika Serikat diluar NATO
* Sekutu Uni Soviet diluar Pakta Warsawa

dari :wikipedia

GLOBALISASI

Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketrgantungan dan persatuan dunia.

Globalisasi tidak dapat dihindarkan bagi setiap bangsa dan negara, sementara globalisasi mengandung fenomena sebagai berikut.

1. Homogenisasi

Homogenesis merupakan sebuah fenomena globalisasi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi yang dapat menyebar ke masyarakat global. Dampaknya nilai-nilai budaya, vitalitas, dan potensi yang asli ditinggalkan dan nilai-nilai yang telah dipaket dan diproduksi secara massal (seperti melalui TV, Radio,dkk), diiklankan dan dijual ke pasar lalu diadopsi beramai-ramai.

2. Ketergantungan

Negara-negara yang masih mengimpor teknologi komunikasi dan informasi kebanyakan negara-negara berkembang yang akan selalu mengalami masa ketergantungan yang berkepanjangan pada negara maju yang membuat peralatan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Keterbukaan dan Integrasi

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan dunia semakin terbuka dan terintegrasi. Jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk melakukan komunikasi dan segala informasi dunia dapat diketahui dengan mudah, arus globalisasi terus berkembang tanpa dapat dikendalikan bahkan ditolak.

Kesimpulannya :

Pada akhir abad ke-20 dunia banyak mengalami perubahan dan tantangan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi melahirkan keterbukaan yang semakin besar dan batas antarnegara menjadi semu. Akibatnya ketergantungan satu bangsa dengan bangsa lainnya semakin terasa.



Proses globalisasi pembangunan dunia ditandai dengan Perjanjian Bretton Woods yang diselenggarakan di Amerika Serikat, Juli 1944 dan dibentuklah 2 lembaga berdasarkan perjanjian tersebut yaitu Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).



Dunia telah memasuki era Globalisasi oleh karena itu dibutuhkan prespektif global dalam melihat dunia. Prespektif global merupakan suatu cara pandang dan wawasan untuk melihat bahwa dunia sangat dipengaruhi oleh arus globalisasi dan produk global sehingga hampir semua bangsa saling ketergantungan, mempengaruhi, dan berhubungan antara berbagai kebudayaan, sistem ekologi, politik, ekonomi, dan teknologi dalam konteks global.

Prespektif global dibutuhkan apabila suatu negara ingin memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan agar tidak mudah kehilangan arah dan terseret arus perubahan zaman. Oleh karena itu ada 6 wawasan global yang harus dimiliki suatu negara, yaitu :

1. Wawasan yang luas dan selalu melihat suatu fenomena dalam konteks global.

2. Menghargai lebih pada proses daripada struktur hirarkis formal.

3. Menghargai kerja sama multikultural dan keragaman, fleksibilitas, dan kepekaan.

4. Melihat perubahan sebagai kesempatan sehingga terbiasa dengan situasi yang tidak menentu.

5. Terus menerus mempertajam keabsahan paradigmanya sendiri.

6. Menyadari bahwa kehidupan di dunia ini serba kompleks dan penuh dengan kekuatan yang kontradiktif sehingga memerlukan manajemen konflik.



3 Dimensi pokok yang dapat dijadikan dasar pengetahuan dan sumber inspirasi untuk menentukan langkah strategis dan antisipasi perkembangan global di masa yang akan datang, yaitu :

1. Globalisasi Ekonomi

Globalisasi ekonomi merupakan motor penggerak terjadinya globalisasi yang ditandai dengan era perdagangan bebas. Dapat terlaksana dengan adanya kerjasama ekonomi baik di tingkat bilateral, regional, maupun internasional didukung dengan adanya rasa keterbukaan dan mendapat keuntungan bersama diantara negara yang terlibat dalam kerjasama ekonomi. Kerjasama ekonomi harus diikuti oleh negara ditengah menguatnya sistem perdagangan dan pasar bebas dunia dalam era globalisasi.

2. Globalisasi Politik

Terjadinya pasar bebas disebabkan karena adanya keputusan politik yang dibuat oleh para pemimpin negara yang terlibat dalam aliansi ekonomi sehingga tidak ada kerjasama ekonomi glonal tanpa diawali keputusan politik. Contoh bentuk kerjasama yang diwarnai unsur politik adalah GNB dan OKI.

3. Globalisasi Kebudayaan

Dalam bidang budaya globalisasi diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dan secara mekanisme adaptasi yang diwarisi secara turun temurun menyangkut aspek : pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan segala kebiasaan sebagai anggota masyarakat. Dalam era globalisasi, keterbukaan informasi memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-nilai pengetahuan dan kebiasaan di luar lingkungan sosialnya dan jauh dari jangkauan secara fisik(orang tua maupun orang terdekat) sebab dapat dilakukan oleh media massa yang bahkan dapat menjadi perilaku global yang berkembang di masyarakat suatu negara.

http://rinahistory.blog.friendster.com/2009/03/perang-dingin/

Saturday, November 6, 2010

Asal-usul Ketupat


Darimana sebenarnya asal-usul ketupat? siapa pertama kali yang menemukan dan mempopulerkan ketupat? Seperti tradisi-tradisi lain di indonesia pasti memiliki,sejarah latar belakang, tidak jarang ada makna filosofi dari tradisi-tradisi tersebut. bagaimana dengan ketupat? mari kita simak:

Umumnya ketupat identik sebagai hidangan spesial lebaran, tradisi ketupat ini diperkirakan berasal dari saat Islam masuk ke tanah Jawa.


Dalam sejarah, Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah sudah selesai dimasak, kupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan.

Ketupat sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti, diantaranya adalah mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia, dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat. Yang kedua, mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua. Yang ketiga mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.

Rupa (jenis-jenis) Ketupat Indonesia
Ketupat atau Kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara yang dibuat dari beras. Beras ini dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa dan dikukus sehingga matang. Ketupat paling banyak ditemui sekitar waktu Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa. Ketupat juga sering dihidangkan dengan sate. Bila dihidangkan dengan tahu dan gulai menjadi kupat tahu.Trus jika dihidangkan ditemani sayur labu/buncis menjai top markotop..Endyang Bambang Gurindang....Istimiwir n makyuusss tentunya . Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Singapura dan sebagainya.

Di antara beberapa kalangan di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Di Bali ketupat sering pula dipersembahkan sebagai sesajian upacara.

sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/09/dari-mana-sih-asal-usul-ketupat-ini.html

Pesawat ulang-alik NASA telah berhasil menemukanJembatan purba yang menghubungkan India dan Sri Lanka.

Pesawat ulang-alik NASA telah berhasil menemukan sebuah jembatan purba yang menghubungkan India dan Sri Lanka. Jembatan itu diperkirakan telah berumur 1.750.000 tahun dan sekaligus meneguhkan catatan yang terdapat dalam kitab kuno Ramayana.

Untuk saat ini, jembatan itu diberi nama Jembatan Adam. Jembatan misterius itu terbuat dari sekumpulan beting laut sepanjang 30 km di selat Palk antara India dan Sri Lanka. Dari bentuk dan komposisinya, para ahli menyimpulkan bahwa jembatan itu dibuat oleh manusia dan bukan terjadi karena sebab alam. Legenda dan juga arkeologi menunjukkan bahwa manusia sudah mendiami Sri Lanka sejak 1.750.000 tahun yang lalu, sama dengan perkiraan umur jembatan itu.

Penemuan jembatan ini juga merupakan aspek krusial bagi peneguhan legenda misterius yang disebut Ramayana yang diperkirakan terjadi pada zaman Tredha Yuga, lebih dari 1.700.000 tahun yang lalu. Di dalam epik Ramayana, disebutkan bahwa sebuah jembatan dibangun antara Rameshwaram (India) dan pantai Srilanka dibawah pengawasan Rama yang merupakan inkarnasi ke-18 dari Krisna.

Informasi ini mungkin tidak begitu penting bagi para arkeolog, namun paling tidak dapat membuka gerbang spiritual bagi masyarakat dunia yang ingin mengetahui sejarah yang terkait dengan mitologi India

Definisi Uang


Uang adalah alat yang digunakan untuk mempermudah tukar menukar secara umum
Barter adalah penukaran antara barang dan barang
Uang mmuncul karena adanya halangan utama barter yaitu sulit memprtemukan pihak yang sama-sama mebutuhkan barang dengan nilai serupa
Funsi uang :

Fungsi asli
1.Sebagai alat tukar menukar barang
2.Sebagai satuan hitung

Fungsi turunan
1.Sebagai alat pembayaran
2.Untuk menentukan harga
3.Alat pembayaran
4.Alat penimbun kekayaan

Pendapatan Nasional



Pendapatan nasional dapat didefinisikan dengan 3 cara yaitu :
A. Nilai seluruh produk ( barang maupun Jasa)m yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
B. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
C. Jumlah pengeluaran untuk membeli barang ataupun jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.

Pengaruh Seni Arsitektur India


Sebagai akibat dari dikenalnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
maka kebudayaan bangsa Indonesia (terutama Jawa) juga mengalami
perkembangan. Hal itu bisa dilihat dari seni arca dan seni bangunan (arsitektur).
Sebelum kedatangan pengaruh Hindu-Buddha, bangsa kita memiliki
kebiasaan membuat bangunan megalitikum untuk menghormati arwah leluhur.
Saat pengaruh India yang memuja tempat-tempat tinggi masuk Indonesia,
bangsa Indonesia juga mengikutinya. Apabila dilihat perkembangannya, maka
bangunan-bangunan awal hanya berbentuk bangunan batur (soubasement)
yang terbuka. Belum ada atap sehingga arca atau lingga dan yoni bisa terlihat
dari luar.
Mulai abad IX M, terjadi perubahan besar di dalam seni arsitektur. Misalnya
dengan penambahan dinding, relung-relung, dan struktur atap yang terbuat
dari batu. Bangunan ini terlihat pada candi di Jawa Tengah seperti Candi Bima
di Dieng, Candi Lumbung di Prambanan, dan Candi Pervara di kompleks Candi
Sewu. Semakin tinggi pengaruh Hindu-Buddha yang masuk maka bentuk
bangunannya semakin sesuai dengan kaidah ajaran Hindu-Buddha atau kuil-
kuil pemujaan dewa yang ada di India. Misalnya beberapa candi di Dieng mirip
dengan Arjuna Ratha, Draupadi Ratha, dan Dharmaraja Ratha dari Dinasti
Pallava di Mabalipuram. Atau Candi Bima yang mirip dengan bangunan suci
Orissa di India. Atap Candi Bima yang dihiasi sikhara mirip dengan atap kuil
pemujaan dewa pada bangunan Parasurameswara di Bhuvaneswara.
Setelah keahlian membuat bangunan itu diterima oleh masyarakat maka
selanjutnya dikembangkan sesuai dengan kebudayaan lokal yang telah
berkembang sebelumnya. Ciri-ciri keindiaan hanya tinggal seni arca dan
ornamennya dan semakin pudar seiring dengan semakin menguatnya kreasi
lokal. Misalnya pada Candi Barong dan Candi Ijo yang halamannya dibuat
bertingkat seperti punden berundak dalam bangunan prasejarah.
Mulai abad XIII–XV M seni arsitektur bangunan suci telah memiliki gaya
dan bentuk sendiri. Bentuk arsitekturnya bisa dilihat dari candi-candi bergaya
Singasari, gaya Candi Ijo, gaya Candi Brahu, dan gaya punden berundak.
Dalam keempat gaya tersebut, pengaruh India sudah menipis dan tinggal
sedikit. Bahkan kompleks bangunan Candi Panataran tidak lagi menampilkan
corak bangunan suci seperti di Jawa Tengah tetapi sudah mengakomodasi
seni bangunan Bali. Apalagi gaya punden berundak, jelas merupakan model
asli pribumi yang dikembangkan kembali. Akhirnya pengaruh India hanya
tinggal konsep-konsep keagamaan, kedewataan, dan cerita-cerita epik saja.

Kerajaan Kutai



Dari prasasti itulah kita bisa mengungkap kisah sejarah Kerajaan
Kutai. Prasasti yang berbentuk yupa atau tiang batu berjumlah tujuh
buah itu ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta. Para ahli epigrafi berhasil membaca isi prasasti itu sehingga
kita memperoleh berita tentang Kerajaan Kutai yang berkaitan dengan
kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Kerajaan itu
diperkirakan muncul pada abad V M atau sekitar tahun 400 Masehi.
Bagaimana kehidupan kerajaan itu? Mari kita analisis bersama.

a. Kehidupan Politik
Menurut prasasti tersebut, raja Kerajaan Kutai yang terbesar
adalah Mulawarman. Ia adalah putra Aswawarman, sedangkan
Aswawarman adalah putra Kundunga. Ditilik dari nama
sebutannya, para ahli berpendapat bahwa nama Mulawarman dan
Aswawarman memperoleh pengaruh dari India. Karena, di
India juga ditemukan nama-nama serupa. Sebaliknya, para ahli
mengatakan bahwa nama Kundungga yang merupakan kepala suku
itu adalah nama asli Indonesia. Selain itu, prasasti Yupa juga
menyebut Aswawarman sebagai Dewa Ansuman atau dewa
Matahari dan dianggap sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga
raja.
Raja Mulawarman sendiri telah menganut agama Hindu.
Bahkan dalam prasasti itu ditulis bahwa ia telah menyedekahkan
20.000 ekor lembu kepada para brahmana. Ia merupakan pendiri
dinasti dalam agama Hindu.

b. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial dalam Kerajaan Kutai bisa dilihat dari
pelaksanaaan upacara penyembelihan kurban. Salah satu yupa
menyebutkan bahwa Raja Mulawarman memberikan sedekah
berupa 20.000 ekor lembu kepada kaum brahmana. Sedekah itu
sendiri dilaksanakan di tanah suci yang bernama Waprakeswara,
yaitu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Dari peristiwa itu,
kita bisa melihat bahwa hubungan yang terjadi antara Raja
Mulawarman dengan kaum brahmana terjalin secara erat dan
harmonis.

c. Kehidupan Ekonomi
Ketujuh Yupa yang ditemukan di sekitar Muarakaman tidak
menyebutkan secara spesifik kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai.
Hanya salah satu Yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman
telah mengadakan upacara korban emas dan tidak menghadiahkan
sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan brahmana. Tidak ada
sumber yang pasti tentang asal usul emas dan sapi yang biasa
digunakan untuk upacara-upacara kerajaan. Tetapi dari situ kita
bisa menduga bahwa Kerajaan Kutai telah melakukan aktivitas
perdagangan.

d. Kehidupan Budaya
Karena Kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh agama Hindu,
maka kehidupan agamanya telah lebih maju. Salah satu contohnya
adalah pelaksanaan upacara penghinduan atau pemberkatan
seseorang yang memeluk agama Hindu yang disebut Vratyastoma.
Upacara tersebut dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman
dan dipimpin oleh para pendeta atau brahmana dari India. Baru
pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut
dipimpin oleh kaum brahmana dari Indonesia. Dari situ kita bisa
melihat bahwa kaum brahmana dari Indonesia ternyata telah
memiliki tingkat intelektual yang tinggi karena mampu menguasai
bahasa Sanskerta. Karena, bahasa ini bukanlah bahasa yang
dipakai sehari-hari oleh rakyat India melainkan bahasa resmi
kaum brahmana untuk masalah keagamaan.

Sejarah patung Liberty

Patung Liberty, kebanggaan dan simbol Kota New York, ternyata bukan dibuat di New York. Patung tersebut, yang ternyata di
desain oleh pemahat Prancis, Frederic-Auguste Bartholdi pertama kali dibangun dan disusun di Prancis pada tahun 1874. Patung Dewi Kemerdekaan tersebut dipersembahkan oleh rakyat Prancis kepada rakyat Amerika, sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Amerika yang ke-100.

Setelah selesai dibuat di Prancis, patung tersebut dibongkar, dan dikemas dalam 200 muatan besar untuk dikirim ke Amerika. Patung Liberty selanjutnya disusun kembali di Bedloe’s Island di mulut pelabuhan Kota New York. Sedemikian lama proses pengepakan ini, hingga patung Liberty baru bisa diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1886, sepuluh tahun setelah HUT kemerdekaan Amerika yang ke-100. Dengan tinggi 46 meter dan berat 204 ton, Patung Liberty berdiri diatas landasansetinggi 46 meter. Bagian dalamnya diisi oleh rangka baja, sementara bagianluarnya dibuat dari plat tembaga. Rangka baja patung Liberty, dibuat dan dirancang oleh Gustave Eiffel, orang yang juga merancang dan membangun Menara Eiffel.

Letak Kerajaan Sriwijaya yang tak Jelas

Sejarah kerajaan Sriwijaya memang merupakan topic menarik untum dibicarakan. Telah berpuluh sarjana membahas berbagai segi karajaan itu. Tetapi masih saja banyak masalah yang hingga kini menimbilkan pertentangan pendapat para ahli.
Hal itu untara lain, disebabkan kurangnya sumbar untuk penulisan sejarah kerajaan srieijaya apabila dibandingkan dengan rentang waktu ekstensinnya dari abad 7 sd abad ke 12. Lain dari itu, penafsiran sumber- sumber terbebut sendiri sering kali menimbulkan berbagai permaslahan.
Prasasti ini biasanya merupakan sumber utama tidak banyak jumlahnya, dan itupun tersebar secara sporadis dalam beberapa kurun waktu. Yang tebanyak dari akhir abad ke 7 masehi, seperti prasasti Kedukan bukit tahun 682 M , prasasti Talang Tuo (684), prasasti kota kapur (686 M ).
Dari abad sesudah tercatat Prasasti Bawang atau Hujung langit(997M), Prasasti pada arca Lokanatha dari gunung tua Tapanuli (1024M), dan prasasti pada sebuah makara dari solok sipin jambi (1064M).
Peninggalan candi penting ialah kelompok Candi Muara Takus dan Muara Jambi. Tapi masalahnya, penaggalannya hingga kini belum terpecahkan dengan memuaskan.
Selain itu, ada juga beberapa prasasti menganai kerajaan sriwijaya yang terdapat di luar Indonesia. Yaitu prasasti Ligor A (775M), Prasasti Ligor B dan prasasti Nalanda dari pertengahan abad 9, serta beberapa prasasti dari raja-raja Cola di India dari abad ke-11 M.
Berita-berita itu dari Arab dan Cina, yang juga merupakan sumber luar negeri amat penting, membawa permasalahan sendiri pul. Dalam berita-berita Arab pada abad 9 sudah muncul kerajaan yang disebut Zabaj dan Sarbaza atau Sribuza. Kedua nama itu diidentifikasikan sebagai Sriwijaya., Sekalipun Zabaj sebenarnya merupakn tempat transkripsi dari Jawaka. Sayang berita-berita Arab itu banyak yang berasal sumber kedua.
Lain halnya dengan berita-berita Cina. Berita-berita itu kebanyakan dibuat para pendeta Cina yang dalam perjalanan dari Cina ke India atau sebaliknya, singgah dan berdiam beberapa waktu di Sriwijaya. Selain itu berita-berita tentang sriwijaya juga buat para pejabat yang memcatat keterangan utusan Kerjaan Sriwijaya yang datang ke Cina dengan demikian, berita-berita itu sering akurat.
Kesulitan yang dihadapi sejarawan adalah dalam merekonstruksikan nama orang, temapt/ kerajaan, dan melokalisasikannya. Stanislav Julien pernah menulis karangan tentang metode merekonstruksikan lafal asli nama-nama itu.
Tetapi metode itu sering tidak dapat dipakai, karena yang dipergunakan sebagai dasar adalah nama-nama yang terdapat dalam naskah-naskah Cina yang merupakan terjemahan dari naskah keagamaan bahasa Sangsekerta Contohnya, nama yang ditranslasikan dengan lafal mandarin menjadi Mo-Ho-Sin, menurut sejarawan lain, B. Karlgen, lafal kunonya ialah muok-xa-sien. Kemungkinan rekonstruksinya ialah Muakhasin.
Bertolak dari situ kami akan memberikan beberapa catatan atas karya Nyonya Nia Kurnia Sholihat Irfan. Pertama-tama mengenai lokasi pusat kerajaan sriwijaya. Dalam hal ini, Prasasti telaga Batu, yang berisi persumpahan terhadap barang siapa yang mendurhaka terhadap raja Sriwijaya, memberi petunjuk yang kuat. Karena di antara yang mendapat ancaman itu putra mahkota, pejabat tinggi sipil militer, penguasa daerah, dan , dan para abdi raja, maka prasasti itu tidak boleh tidak berdiri di suatu tempat keramat di ibu kota kerajaan – tidak jauh dari istana raja. Dengan perkataan lain, selama prasasti Telaga Batu itu berfungsi, pusat Kerajaan Sriwijaya ada di palembang.
Tetapi apakah selama ada di Palembang? Tidakkah seperti halnya kerajaan kuno lain, baik di Asia Tenggara Daratan maupun Kepulauan Nusantara, pusat kerajaan itu berpindah-pindah karena berbagai sebab? Apakah kota berbenteng (wanua), yang dibuat Raja Dapunta Hiyang sebagai ibu kota kedua kerjaan Sriwijaya, adalah Palembangperlu dipermasalahkan lagi Sekalipun masuk akal bahwa kota itu merupakan lokasi Prasasti kedukan Bukit ditemukan , toh perlu dicatat bahwa tidak ada yang tahu pasti tempat asal prasasti itu.
Juga penafsiran lokasi Minanga, tempat Dapunta Huyang bertolak dengan tentaranya, amatmenentukan dalam masalah pusat kerajaan Sriwijaya. Mengenai lokasi Minanga, Nia- Sebagiamana Prof. Slametmijiana- lebih condong menempatkannya di Binanga – disekitar Sungai Barumun. Tetapi argumentasi yang dikemukakannya tentang perubahan ma menjadi ba menyalai kaidah ilmu liguistik. Padanan awalan mar dalam bahasa melayu kuno adalah me dalam bahasa Indonesia sekarang.

Mukjizat Nabi Musa

Masih ingatkah teman-teman dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Jika salah satu diantara teman-teman yang menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka, sekarang mari kita simak tulisan yang saya uraikan dibawah ini.

Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.

Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

poros roda dari salah satu kereta kuda

Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Pharaoh sang raja.

Sekarang mari kita perhatikan gambar diatas, Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat

Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter. Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! sungguh luar biasa, Allah Maha Besar.


Penemu Mesin ATM

Luther Simjian Biography 1905 - 1997

Luther George Simjian adalah salah seorang Penemu dan ilmuwan yang berumur cukup panjang. Ia dilahirkan di Turki pada 28 Januari 1905, dan meninggal pada 23 Oktober 1997 dalam usia 92 tahun.
Simjian muda hijrah ke Amerika Serikat pada usia 15 tahun, karena dipisahkan dari keluarganya pada masa Perang Dunia I. Setelah bertemu dengan kerabatnya di Connecticut, dia mulai belajar mandiri dengan bekerja sebagai Fotografer sesuai dengan bidang ketertarikannya. Pada awal mulanya, Simjian belajar di Universitas Yale dengan mengambil bidang Kedokteran. Namun minatnya berubah ketika Pihak Universitas memberikan pekerjaan di Laboratorium Foto. Pada tahun 1928, dia telah menduduki jabatan Direktur pada Departemen Fotografi di Universitas tersebut.
Pada tahun 1934 Simjian pindah ke New York, di mana dia mengembangkan mesin X-ray warna dan self-posing portrait camera, yang memungkinkan subyek untuk melihat ke dalam cermin dan melihat gambar yang tepat yang akan diambil. Denagn berbekal penemuannya ini, Simjian mendirikan sebuah perusahaan manufaktur kamera dan menjual lisensi untuk menggunakan kamera tersebut di studio mini yang diletakkan dalam Departement Store dengan nama Photoreflex yang kemudian diganti dengan nama Reflectone. Perusahan inilah yang kemudian terus melakukan pengembangan optik, dan perangkat elektro mekanik.
Ketika Simjian menawarkan ide untuk membuat pelanggan bank melakukan transaksi finacial tanpa bertemu dengan teller, ia diragukan banyak orang. Tak kenal menyerah, pada tahun 1939, Simjian mendaftarkan 20 paten yang berkaitan dengan perangkat temuan barunya tersebut, dan menawarkan temuannya kepada sebuah perusahaan besar yang sekarang dikenal dengan nama Citicorp. Baru setelah 6 bulan kemudian, Citicorp merespon tawaran Simjian tersebut.
“Tampaknya, orang yang akan menggunakan mesin ini hanyalah sejumlah kecil pelacur dan penjudi yang malu dan tidak mau bertemu muka dengan tellers” tulis Simjian.
Ups, ternyata hari ini pada setiap sudut jalan, kita dapat dengan mudah menemukan mesin “ajaib” ini. Apa yang menjadi keraguan banyak orang pada masa tersebut sangat tidak terbukti. ATM sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan bagi kebanyakan orang yang tinggal di perkotaan. Penemuan Simjian yang pada awalnya diragukan, kini telah membantu banyak orang dengan hadirnya kemudahan malalui mesin ATM.




KTI Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu fungsi bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa negara adalah bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Ssuai dengan fungsi ini guru, menggunakan bahasa Indonesia dalam penyampaian semua materi pelajaran selain bahasa daerah dan bahasa asing.

Selain itu siswa mendapatkan materi bahasa dan sastra Indonesia. Hal ini bertujuan agar iswa terampil berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulis. Jika tujuan ini tercapai, siswa tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

Menyadari pentingnya pengajaran bahasa Indonesia, upaya peningkatan pengajaran bahasa Indonesia terus menerus dilakukan. Salah satu bentuk nyata upaya tersebut adalah munculnya pendekatan-pendekatan baru dalam pengajaran bahasa seperti terlihat dalam kurikulum 1994. Pelaksanaan kurikulum 1994 diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan CBSA menitik beratkan pada keaktifan siswa.Guru berperan sebagai motivator untuk mendayagunakan potensi siswa.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD menurut kurikulum 1994 mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu ketrampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pelaksanaan pembelajaran, keempat aspek tersebut sebaliknya mendapat porsi yang seimbang dan harus disajikan secara terpadu, karena setaip keterampilan erat sekali dan selalu berhubungan dengan tiga aspek keterampilan lainya. Agar komunikasi berjalan lancar, keempat aspek keterampilan lainya. Agar komunikasi berjalan lancar, keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut hendaknya ditanamkan sebaik-baiknya pada siswa di sekolah, baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk keperluan untuk menuntut ilmu pengetahuan selanjutnya. Tujuan ini dapat tercapai apabila mereka dilatih menyusun dan menggunakan kalimat dengan kata-kata yang benar dan jelas, baik secara lisan maupun tertulis.

Khusus mengenai kata kerja yang berimbuhan diajarkan pada materi struktur kebahasaan. Menurut Prof. Drs. M Ramlan (1983 - 12) imbuhan bahasa Indonesia atau afiks bahasa Indonesia meliputi prefiks, infiks dan sufiks. Slanjutnya yang disebut prefiks adalah afiks yang melekat di tengah bentuk dasar, sedangkan sufks adalah afiks yang melekat di akhir bentuk dasar.

Kenyataan di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun khususnya siswa kelas VI masih banyak rancuh saat mengunakan imbuhan atau afiks bahasa Indonesia. Hal itu dapat dilihat bentuk penulisan imbuhan bahasa Indonesia melekat pada bentuk dasar yang dilekatinya, tetapi realita yang ada terdapat siswa belum dapat membedakan antara penulian imbuhan dan kata depan, termasuk pada bentuk dasar yang dilekatinya.

Contoh : Ari pergi ke sekolah dengan ber sepeda

Riski di suruh ibu ke apotik.

Berdasarkan kondisi di atas, perlu adanya alternatif pemecahan masalah. Slah satu strategi yang dapat ditempuh yaitu melalui pengamatan secra langsung ataupun melalui pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian. Penelitian yang berjudul : “Efektivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Kata Kerja Awalan ‘ber’ Bagi Siswa Kelas VI di SDN Kdondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun”, ini diharapkan dapat mengidebtufikasi penyebab timbulnya masalah.

B. Pembetasan Masalah

Dari identifikasi tampak banyak masalah yang dapat diteliti, oleh sebab itu penelitian dibatasi pada masalah :

1. Kemampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kacamatan Kebonsari Kabupaten MadiunTahun Peljaran 2005 / 2006 mencari kata kerja berawalan ber- dalam wacana.

2. Kemampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2005 / 2006 mengartikan kata kerja berawalan ber-.

3. Kemampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2005 / 2006 membuat kalimat yang mengandung kata kerja berawalan ber-.

C. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini ada tiga permasalahan yang dapat dirumuskan. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VI di SDN KEDONDONG 01 Kacamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2005 / 2006 mencari kata kerja berawalan ber- ?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2005 / 2006 mengartikan kata kerja berawalan ber- ?

3. Bagaimana kemampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2005 / 2006 membuat kalimat yang mengandung kata kerja berawalan ber- ?

D. Tujuaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan, peprti halnya manusia mempunyai tujuan di dalam hidupnya. Penelitian ini secara umum mempunyai tujuan memperoleh deskripsi yang relatif lengkap dan obyektif tentang penguasaan kata kerja berimbuhan atau berawalan ber-.

1. Memperoleh deskripsi objektif kamampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun pelajaran 2005 / 2006 mancari kata kerja berawalan ber-.

2. Memperoleh kemampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2005 / 2006 mengartikan kata kerja berawalan ber- .

3. Memperoleh kemampuan siswa kelas VI di SDN Kedondong 01 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2005 / 2006 membuat kalimat yang mengandung kata kerja berawalan ber- .

E. Kegunaan Penelitian

Suatu penelitian diharapkan mempunyai manfaat, baik bagi pembaca pada umumnya, bagi guru dan bagi penelitian selanjtnya.

Bagi pembaca pada umumnya dapat manambah pengetahuan tentang kata kerja berimbuhan atau berawalan.

Bagi guru dimanfaatkan untuk mengantisipasi materi pembelajaran dengan menggunakan metode relevan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

Bagi penelitian selanjutnya, dapat dipergunakan sebagai bahan perbandingan dan bahan pertimbangan yaitu mamberikan kontribusi bagi peneliti lain mengenai kata kerja berimbuhan atau berawalan, sehingga memungkinkan peneliti lain melakukan penelitian dari sisi hubungan yang lain.

F. Definisi Operasional, asumsi dan Ketrbatasan Peneliti

1. Definisi Operasional

Awalan “ber” Dalam Bahasa Indonesia

Dalam tata bahasa Indonesia tedapat dua macam morfem yaitu (1) morfem bebas, dan (2) morfem terikat. Selanjutnya morfem bebas disebut juga morfem dasar, dan morfem terikan disebut imbuhan morfem terikat diklasifikasikan menjadi empat berdasarkan tempat terikatnya pad sebuah morfem dasar yaitu (1) perfiks atau awalan yang meliputi mem-, ter-, di-, pen-, se-, pe-, (2) infiks atau sisipan meliputi –er, -em, dan –el, (3) Sufiks atau akhiran meliputi –an, -kan, -I, dan (4) konfiks merupakan gabungan dari dua atau lebih, dari ketiga macam di atas yang sama-sama membentuk suatu kesatuan arti (keraf, 1984 – 5152).

2. Asumsi

Mengklasifiaksikan afiks atau imbuhan berdasarkan tempat melekatnya pada bentuk dasar. Afiks yang melekat di depan bentuk dasar disebut perfiks, sedangkan yang melekat di akhir bentuk dasar disebut prefiks, sedangkan yan melekat di akhir bentuk dasar disebut sufiks, dan yang melekat di dalam bentuk dasar adalah infiks, gabungan antara prefiks dan sufiks yang memebantuk suatu kesatuan secara serempak dinamakan konfiks.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa morfem terikat adalah afiks yang keberadaannya selalu terikat pada bentuk dasar, afiks bahasa Indonesia terdiri dari prefiks, infiks sufiks dan konfiks.

Contoh : Prefiks bahasa Indonesia (khususnya awalan “ber-)

men- + ambil mengambil

ber- + jumpa berjumpa

di- + bangun dibangun

te- + susun tersusun

pen- + dingin pendingin

se- + rumah serumah

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kategori Kata Bahasa Indonesia

Kata adalah liguistik yang paling kecil dan setara gramatikal merupakan bentuk bebeas atau berdiri sendiri. Hal yang dipertegas oleh pendapat Ramlan (1987 : 33) bahwa : “Kata adalah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata:. Jadi, satu satuan rumah, perumahan, penduduk dan sebgainya merupakan kata, karena merupkan satu satuan beebas.

Pengertian kata. KBBI (1988 : 395) memberikan batasan bahwa “Kata adalah satuan atau unsur bahasa terkecil” yang dapat diuraikan tentunya digunakana dalam berkomunikasi. Di samping sebgai unsur yang dapat diujarkan, kata juga suatu bentuk yang dapat berdiri sendiri. Sebgai contoh kata tidur, dalam berkomunikasi bentuk tidur biasa digunakana. Selain itu bentu tidur dapat berdiri sendiri tanpa terikat bentuk lain.

“Kata adalah satuan gramatikal bebas yang terkecil” (Kejono, 1982 : 44). Pada pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kata mempunyai potensi untuk berdiri sendiri tidak terikat bentu lain. Hal ini dapat dicontohkan bentuk nasi adalah kata. Karena bentuk nasi adalah bentuk yang dapat berdiri sendiri dan tidak terikat oleh bentuk lain.

Kata juga dapat diartikan sebagai terkecil dari sebuah kalimat yang sudah diuraikan bagian-bagiannya dan yang mengandung sebuah ide. Hal ini menunjuk batasan yang diberika oleh Gory Keraf (1991 – 44) bahwa, “Kata adalah suatu satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya dan mengandung sebuah ide”.

Sebagian contoh kalimat,

  1. Indra sedang tidur

Jika diuraikan, kalimat tersebut tersusun dari bentuk indra, sedang, dan tidur. Bentuk-bentuk tersebut sudah tidak dapat diuraikan menjadi bentuk yang lebih kecil. Di samping itu bentu-bentuk tersebut mengandung sebuah ide.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan baha kata mempunyai ciri-ciri yaitu merupakan bentuk linguistik yang paling kecil, dalam bentuk bebas, dapat berdiri tanpa terikat oleh yang lain, mempunyai arti, tidak tersisipi, dan dapat menduduki satu fungsi dalam kalimat, juga dapat berpindah posisi dalam kalimat.

  1. Puput minum susu.

Bentuk susu dalam kalimat tersebut merupakan bentuk terkecil yang tidak dapat diuaraikan lagi dan merupakan bentuk bebas yang dapat berdiri sendiri. Bentuk susu mempunyai makna nama dari salah satu jenis minuman. Bentuk susu juga tidak dapat disisipi, selain itu bentuk susu dalam kalimat di atas menduduki salah satu fungsi kalimat.

Dalam bahasa Indonesia terdapat berbagai jenis kata. Menurut tata bahasa struktural jenis kata dibagi 4 macam yaitu : kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata tugas. Pembagian jeniskata selain menurut tata bahasa struktural juga ada pembagian jenis kata menurut tata bahasa tradisional. Dalam pembahasan ini akan diuraikan pembagaian jenis kata menurut tata bahasa struktural karena tata bahasa tradisional apabila digunakan tampaklah kekacauan dalam penggolongan jenis kata. Kekacauan itu terjadi karena tidak tegasnya perbedaan antara jenis kata dan fungsi kata. Dengan demikian penggolongan jenis katan, harus diadakan penyempurnaan atau merubah cara kerjanya sehingga jenis kata lebih tradisional dan memberikan keyakinan bahwa dasar itu lebih seragam dan rasional. Pembagian jenis kata menurut tata bahasa struktural dibagi empat yaitu : (1) kata benda, (2) kata kerja, (3) kata sifat dan (4) kata tugas (Keraf, 1982;84).

Kata benda, berdasarkan bentuknya adalah semua kata yang menandung morfem terikat atau imbuhanke-an, pe-an,pe-, -an. Conth : kecantikan, perumahan, petenis,. Sedangkan berdasarkan kelompok kata, kata benda adalah kata yang dapat diperluas dengan kata yang + sifat. (Keraf, 1982 – 84). Cotoh ayah, bibi, meja, pohon, dan sebagainya. Kata-kata itu dapat diperluas dengan kata yang + kata sifatmenjadi ayah yang gagh, bibi yang cantik, meja yang bagus, phon yang tinggi. Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa kata benda adalah segala macam kata, baik berimbuhan yang mengandung ciri struktural yang sama yang dapat diperluas dengan kata yang + kata sifat. Kata ganti menjadi sub golongan kata benda.

Kata kerja, berdasarkan bentuknya adalah semua kata yang mengandung imbuhan me-. ber-, kan-, - I, di-. Contoh : mencuri, berjalan, bicaralah, gulai, dicari,. Sedang begdasarkan kelompok kata, kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan kata dengan + kata sifat (Keraf, 1982 – 84). Contoh : lari, duduk, dan sebagainya. Kata-kata itu dapat diperluas dengan kata dengan + kata sifatmenjadi lari dengan cepat, duduk dengan santai.Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa kata kerja adalah segala macam kata, baik berimbuhan maupun tidak berimbuhan yang mengandung ciri struktural yang sama yang dapat diperluas dengan kelompok kat dengan + kata sifat.

Kata benda, berdasarkan bentuknya adalah semua kata yang mengandung morfem terikat atau imbuhan ke-an, pe-an, pe-, -an. contoh : kecantikan, perumahan, petenis. Sedangkan berdasarkan kelompok kata, kata benda adalah kata yang dapat diperluas dengan kata yang + kata sifat (keraf, 1982 – 84). Contoh : ayah, bibi, meja, pohon, dan sebagainya. Kata-kata itu dapat diperluas dengan kata yang + kata sifat menjadi ayah yang gagah, bibi yang cantik, meja yang bagus, pohon yang tinggi. Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa kata benda adalah segala macam kata, baik berimbuhan maupun tidak berimbuhan yang mengandung ciri struktual yang sama dapat diperluas dengan kata yang + kata sifat. Kata ganti menjadi sub golongan kata benda.

Kata kerja, berdasarkan bentunya adalah semua kata yang mengandung imbuhan me-, ber-, -kan, -i, di-. Contoh : mencari, berjalan, bicaralah, gulai, dicari. Sedang berdasarkan kelompok kata, kata kerja adalah segala macam kata yang dapat diperluas dengan kata dengan + kata sifat (Keraf, 1982-84). Contoh : lari, duduk, dan sebagainya. Kata-kata itu dapat diperluas dengan kata dengan + kata sifatmenjadi lari dengan cepat, duduk dengan santai. Berdasarkan uraian di atas katahui bahwa kata kerja adalah segala macam kata, baik berimbuhan maupun tidak berimbuhan maupun tidak berimbuhan yang mengandung ciri srtuktual yang sama yang dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat.

Kata sifat, berdasarkan bentuknya adalah semua kata yang dapat mengambil bentuk se + reduplikasikata dasar +nya. Contoh : setinggi-tingginya, sepahit-pahitnya, dan sebagainya. Berdasarkan kelompok kata, kata sifat dapat diterangkan oleh kata paling, lebih (Keraf, 1982:84). Contoh : indah,gemuk, dan sebagainya. Kata-kata itu dapat diterangkan oleh kata paling, lebih, sekali menjadi paling indah, lebih indah, indah sekali, paling gemuk, lebih gemuk,gemuk sekali. Dari batasan di tasa dapat diketahui bahwa kata sifat adalah segala kata yang dapat mengambil bentuk se + reduplikasi kata dasar + nya serta dapat diperluas dengan paling, lebih, sekali. Kata bilangan merupakana sub golongan kata sifat.

Kata tugas berdasarkan bentuknya ada yang sukar mengalami perubahan bentuk. Contoh : dengan, telah, dan tetapi. Ada juga yang dapat mengalami perubahan bentuk. Contoh : tidak, sudah. Berdasarkan kelompok kata, tugas hanmya mempunyai tugas untuk memperluas atau mengadakan transformasi kalimat (Keraf, 1982 : 84). Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa kata tugas tidak dapat menduduki fungsi-fungsi pokok dalam sebuah kalimat.

B. Kata Kerja Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia terdapat berbagai jenis kata yang merupakan untuk pembentuk kalimat. Antara kata yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gori Keraf yang ditulis Ramlan (1991 : 44). “Berdasarkan ciri bentuk dan kelompok kata itu, Gory Keraf menggabungkan kata-kata menjadi empat golongan yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata tugas”.

Contoh :

Pemerintah sedang menggalangkan tamanam anggur.

Dalam kalimat tersebut antar kata yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dalam membentuk kalimat. Pemerintah kata benda, sedang kata tugas, menggalangkan kata kerja, tanaman anggur kata benda.

Kata kerja biasanya dibatasi sebagai kata-kata yang menanyakan perbuatan atau tindakan. Contoh :bekerja,berlayar, dan sebagainya. Namaun, batasan ini masih kurang karena tidak mencakup kata-kata seperti tidur dan meninggal yang termasuk kata kerja, tetapi tidak menyatakan perbuatan atau tindakan. Hal ini sesuai pendapat Gory Keraf (1991 : 72) “Kata kerja adalah kata-kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, proses, gerak, keadaan atau terjadinya sesuatu”.

FX Surana (1980 – 42) menyatakan bahwaq “Kata kerja atau verba adalah semua kata-kata yang menyatakan perbuatan atau laku”. Pernyataan tersebut sama dengan batasan kata kerja menurut Sulcan Yasin (1987 : 198). Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa semua kata baik berimbuhan atau tidak berimbuhan yang menyatakan perbuatan atau laku digolongkan sebagai kata kerja. Contoh :lari, makan, menangis, berjalan, dan sebagainya.

Dari beberapa batasan di atas dapat diketahui bahwa kta kerja adalah semua kata baik yang berimbuhan atau tidak berimbuhan yang menyatakan perbuatan, tindakan atau menunjukkan terjadinya sesuatu. Contoh kata kerja yang tidak berimbuhan : minum, pergi, duduk, mandi, dan sebagainya. Contoh kata kerja yang berimbuhan : membaca,merayap, berdiri, dicambuk, terpeleset dan sebagainya.

Ciri-ciri kata karja bahasa Indonesia dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi bentuk dan segi kelompok kata. Hal ini sesuai pendapat Gory Keraf (1991 : 73) bahwa “Untuk menentukan sebuah kata adalah kata kerja atau tidak, kita mengikuti dua prosedur, yaitu prosedur pencalonan dengan kriteria bentuk, secara prosedur penetapan dengan kriteria bentuk, secara potensial semua kata yang mengandung inbuhan me-, ber-, di-. –kan, dan –I atau penggabungan dapat dicalonkan sebagai kata kerja, contoh :membeli, bermain, dibaca, berikan, digunduli. Dengan kriteria fraselogis atau kelompok kata semua kata yang mempunyai kasamaan struktur yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat termasuk kata kerja, contoh : tidur, meninggal, duduk. Apabila dijadikan bentuk kalimat menjadiRiski tidur dengan nyenyak, Pak Hji meninggal dengan tenang, Nana duduk dengan santai.

Bedasarkan ragamnya kata kerja digolongkan menjadi tiga yaitu (1) kata kerja aktif, (2) kata kerja pasif, (3) kata kerja bentuk lain (Yasin, 1987 198-208).

Kata kerja aktif dibagi menjadi dua yaitu (a) kata kerja aktif transitif adalah kata kerja yang dapat diikuti objek. Objek tersebut bisa perlengkap pelaku atau pelengkap penderita, contoh : makan menjadimakan nasi, beternak menjadibeternak ayam, menembak menjadi menembak burung dan sebagainya. (b) kata kerja aktif intransif adalah kata kerja aktif yan tidak memerlukan objek. Contoh : burung terbang, tono berbicara, Ibu menangis, dan sebagainya.

Kata kerja pasif adalah kata kerja yang mempergunakan imbuhan di atau ter. Contoh : Buku sayadiambil Tono : Obatan yang pahit itu akhirnya terminum juga dan sebagainya.

Kata kerja aktif memberi pengertian bahwa suatu pekerjaan sedang berlangsung, sedang kata kerja pasif memberi pengertian bahwa suatu pekerjaan sudah berlangsung atau sudah selesai dikerjakan atau akan berlangsung.

Kata kerja bentuk lain termasuk kata kerja bentuk lain yaitu (a) kata kerja bentuk pesona, (b) kata kerja bantu dan (c) kata kerja gabung/kata kerja (Yasin, 1987 : 208).

  1. Kata kerja bentuk pesona biasanya pasif namun ada juga yang aktif jika menunjukkan perbuatan yang ditunjukkan pada dirinya sendiri. Contoh : kata kerja bentuk pesona pasif : kemarin kuambil uangku; Pengumuman itu kutuliskemarin ; dan sebagainya.

Contoh kata karja Bantu pesona aktif : berhias, bercermin, bersemedi, dan sebagainya.

  1. Kata kerja bantu yaitu kata kerja yang di dalam kalimat berfungsi membantu kata kerja lain agar kalimatnya menjadi lengkap,

contoh : Saya suka menulis; Ibu pasti pulang hari ini; Ayah harus berangkat ke bandara; dan sebagainya.

  1. Kata kerja gabung kata kerja kopula yaitu kata kerja yang bersamaisama dengan kat benda kata sifat/keadaan membantu prediket.

Contoh : Riski menjadi pedagang; paman jatuh miskin; Saya bernama puput; dan sebagainya.

Mengklasifikasikan kata kerja menjadi dua kriteria yaitu : berdasarkan kelengkapan pengertiannya dan berdasarkan pelaku perbuatanya.

Berdasarkan kelemgkapan pengertianya, kata kerja dapat dibedakan menjadi dua (a) kata kerja transif yaitu kata kerja yang berobjek atau dapat berobjek dan objeknya dapat dijadikan subyek dalam kalimat pasif, misalnya :menyalakan, mengetahui, dan sebagainya (b) kata kerja intransif yaitu kata kerja yang tidak berojek atau mingkin berobjek semua, misalnya : naik, pergi, menangis, dan sebagainya.

Bedasarkan hubungan pelaku perbuatannya, kata kerja dapat dibedakan menjadi dua (a) kata kerja bentuk tindak (aktif) yaitu kata yang bila digunakan dalam kalimat, subjek kalimatnya bertindak atau melakukan pekerjaan. misalnya: menulis, melempari, dan sebagainya (b) kata kerja bentuk tanggap (pasif) yaitu kata kerja yang bila digunakan dalam kalimat, subjek kalimatnya menanggapi saja, yaitu diperlakukan atau dikenai pekerjaan, misalnya :tertembak, diikat, kelaparan, dan sebagainya.

Dilihat dari bentuk Harimurti Kridalahsana (1986 : 49) membedakan kata kerja atau verba menjadi dua yaitu :

  1. Verba dasar bebas adalah verba yang berupa morfem dasar bebas.

Contoh : duduk, makan, mandi, pulang, dan sebagainya.

  1. Verba turunan adalah verba yang telah mengalami aflikasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa panduan leksim. Sebagai bentuk turunan dapat dijumpai :

a. Verba berakfiks

Contoh : ajari, bernyanyi, ditulis, jahitkan, dan sebagainya.

b. Verba bereduplikasi

Contoh : bangun-bangun, makan-makan, senyum-senyum, dan sebagainya.

c. Verba berproses gabung

Contoh : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dan sebagainya.

d. Panduan leksim verba

Contoh : cuci mata, campur tangan, unjuk gigi, dan sebagainya

C. Bentuk kata Bahasa Indonesia

Pengertian tentang bentuk dalam bahasa Indonesia menurut Sulchan Yasin (1987 : 31) adalah bentuk liguistik atau “Linguistik form”. Kata “bentuk” akhirnya lazim pula disebut sebagai Form” saja. Bentuk lingustik dalam bahasa Indonesia ialah kesatuan-kesatuan yang menagndung arti baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Kesatuan-kesatuan yang menagndung arti secara leksikal misalnya kata rumah, mengandung arti seperti arti kata dalam kamus yaitu bangunan kasin tempat tinggal. Sedangkan kesatua-kesatuan yang mengandung arti secara gramatikal adalah kesatuan-kesatuan yang menagndung arti sebagai akibat adanya proses garamatik, contoh berumah mengandung makana gramatikal sebagai akibat peristiwa gramatis, yakni melekatnya “ber” pada kata “rumah” sehingga menimbulkan arti baru yaitu mempunyai rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bentuk linguistik terjadi hanya satu terkecil, bisa juga terjadi oleh beberapa bentuk terkecil.

Baik secara leksikal maupun gramatikal bentuk kata dapat dibedakan menjadi tiga yaitu , (1) bentuk tunggal dan bentuk kompleks (bentuk jadian), (2) bentuk dasar /kata dasar, dan (3) bentuk asal/kata asal (Yasin, 1987 -. 31-34).

Bentuk tunggal dapat didefinisikan sama dengan morfem yaitu bentuk linguistik yang terkacil dan tidak dapat dipecah lagi, contoh : sapu tangan, merah, sedangkan kompleks (bentuk jadian) adalah bentuk yang dapat dipecah lebih kecil lagi, contoh : sapu tangan dapat dipecah sapu dan tangan, berjalandapat dipecah ber dan jalan.

Bentuk dasar/kata dasar mrnurut M. Ramlan (1983 – 43) adalah satuan baik tunggal maupunkomleks yang menjadi dasar bentuknya bagi satuan yang lebih besar. Dari uraian diatas dapat diketaui bahwa bentuk dasar/kata dasar tidak selalu berupa bentuk tunggal. Misalnya berpakaian terbentuk dari bentuk dasar pakaian dengan afiks ber-.

Bentuk dasar/kata dasar menurut Sulcan Yasin (1987:32)32) adalah bentuk linguistik berupa bentuk maupun kompleks (bentu jadian) yang menajadi bentuk dasar bentukan bagi satuan bentukan bagi suatu bentuk kompleks. Dari uraian di atas dapat dikaetahui bahawa bentuk dasar/kat dasar bentuk kompleks, misalnya minum + minuman unsurnya ; minum dan an, kata dasarnya bukanya bentuk kompleks, tetapi bentuk tunggal, tetapi bentuk kompleks.

Bentuk asal/kata asal menurut M. ramlan (1983 : 42) adalah satuan yang paling kecil yang menjasi asal suatu kata kompleks. Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa kata asal/kata asal selalu berupa bentuk tunggal, misalnya kata berkelanjutan, kata ini berbentuk dari bentuk tunggal lanjut mendapat bubukan afiks ber dan selanjutnya kata kelanjutan terbentuk dari bentuk tunggal lanjut dengan afiks ke-an.

Bentuk asal/ kata menurut Sulcan Yasin (1987 – 33) adalah bentuk linguistik paling kecil yang manjadi bagian dari pada bentuk kompleks. Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa bentuk asal adalah bentuk paling kecil dari sebuah tunggal bentuk kompleks. Misalnya kata suratan, kata ini terbentuk dari bentuk tunggal surat mendapatkan bubuhan afiks an.

Mansur Muslich (1990 : 12-13) membadakan bentuk kata menjadi empat yaitu : (1) bentuk bebas, (2) bentuk terikat, (3) bentuk semi, Dan (4) bentuk unik.

Bentuk bebas atau free form atau free morpheme ada;ah bentuk-bentuk yang dapat dipakai tersendiri terdiri dalam kalimat atau turunan. Contoh : mana, kamu, bisnis dan sebagainya.

Bentuk semi babas atau semi-free form atau semi-free morpheme adalah bentuk-bentuk yang masih mempunyai kebebasan. Contoh kata : dari pada kata dari mana.

Bentuk unik atau unige form atau unige morpheme adalah bentuk yang sangat terikat dengan bentuk lain. Contoh bentuk balau pada kata kacau balau.

D. Kata Kerja Berawalan Ber-

Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang secara truktual dilengkapi pada awal sebuah kata dasar untuk membentuk kata yang berfungsi dalam ujaran. Hal ini sesuai pendapat Syofidar Kasim (1997 – 52) bahwa “Setaip imbuhan (awalan, sisipan, akhiran0 mengandung fungsi dan arti tertentu”. Misalnya :ber- pada kata berdagang, men-pada kata memanjang, dan sebagainya.

Pada awalan bahasa Indonesia diketahui cukup banyak macamnya, salah stu diantaranya adalah awalan ber-. Awalan ber- termasuk awalan yang produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat M. Ramian (1983:53)53) bahwa “afikas yang produktif adalah afiks yang hidup, yang memiliki kesanggupan yang besar untuk melakat pada kata-kata atau mofem-morfem”. Dengankesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem mengakibatkan awalan ber- berubah bentuk menjadi ber-, be, dan bel. Contoh : ber + kerja = bekerja, ber + rumah = berumah, ber +ajar = belajar. Hal ini sesuai pendapat A. Manskan (1992:59)59) bahwa “Akibat mofofonemik bentuk ber bisa berbentuk ber, be dan bel. Gejala semacam ini biasa disebut disimilasi dah perubahan bentuknya disebut olomorf”.

Awalan ber- mempunyai makna setalah bergabung dengan dasar. Salah satu kelompok bentuk dasar yang dapat bergabung dengan awalan ber- yaitu bentuk dasar dapat bergabung dengan awawalan ber- yaitu bentuk dasar berkelas kata kerja. Awalan ber-, apabila bergabung dengan bentuk dasar berkelas kata kerja mempunyai arti sebagai berikut (Muslich, 1990:70) :

  1. “Dalam keadaan seperti bentuk dasar”

Misalnya :Berada berarti dalam keadaan ada

Contoh :Murid-murid berada di dalam kelas pada waktu pembelajaran

  1. “Menjadi seperti bentuk dasar”

Misalnya : berubah menajai ubah

Contoh : Andi berubah sifat, setelah menajdi kaya

  1. “Melakukan seperti bentuk dasar”

Misalnya : bekerja berarti melakukan kegiatan kerja

Contoh : Petani bekerja di sawah.

E. Pengertian Bahasa

Menurut Pinker (Brown, 2000:5)

Language is a complex, specialized skill, which develops in the child spontaneously, without conscious efert or formal intruction, is depleyed without awareness of underlying logic, is gualitatively the same in every individuali, and is distinct from more general abilities to process informayion or behave intelligently.

Berdasarkan definisi di atas, bahasa adalah sesuatu yang rumit, keterampilan tertentu yang berkembang secar spontan dan tanpa radar dalam diri seorang anak, tidak disadari mentebar dalam pikiran, bahasa adalah sama bagi setiap individu dan berbeda hanya pada kemampuan seseorang dalam memproses informasi atau brsikap secara cerdas.

Selanjutnya menurut definisi standart di luar pengantar buku-buku teks,

Language is a system of members of a arbritary conventionalized vocal, written, or gestural symbols enable members of a given community to communicate intelligibly with one onother” (Brown, 2000 : 5).

Bahasa adalah sistem vokal, tulisan ataupun simbol-simbol asyarat yang lazim berubah-ubah yang kemungkinan anggota masyarakat berkomunikasi satu dengan yang lain secara baik. Dengan bahasa tersebut seoarang dapat dengan mudah memahami kebudayaan dan bekerja sama dengan komunitas lain untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Brown (2000) lebih jauh mengajukan definisi mengenai bahasa yang terinci sebagai berikut : (1) bahasa adalah sistematik, (2) bahasa adalah seperangkat simbol yang berubah-ubah, (3) simbol-simbol itu pada umumnya ucapan (vokal), akan tetapi juga bisa berupa yang dilihat (visual), (4) simbol-simbol telah memiliki makna yang lazim terhadap apa yang dimaksudkan, (5) bahasa belangsung di masyarakat ataupun budaya bahasa (6) bahasa digunakan untuk brkomunikasi, (7) bahasa pada dasarnya milik manusia, meskipun mingn tidak terbatas pada manusia, dan (8) bahasa dperoleh oleh setiap orang dengan cara yang sama , bahasa dan pembelajaran bahasa keduanya memiliki ciri-ciri yang universal.

Berdasarkan definisi di atas, seorang guru bahasa perlu mengetahui sesuatu mengenai sistem komunikasi yang disebut bahasa. Guru bahasa Indonesia tidak mungkin dapat menagjar bahasa secara efektif bila dia tidaktahu mengenai hubungan bahasa dan pikiran, sistem tulisan, komunikasi verbal, sosiolunguistik, dan pemerolehan bahasa.

Menurut GBPP Bahasa Indonesia 1994, “bahasa” didefinisikan sebgai “alat untuk komunikasi”, yaitu menyampaikan pesan atau makan dari seorang kepda orang lain, dari pembicaraan/penulis kepada pendengar/pembaca.

Belajar Bahasa

Belajar bahasa menurut aliran behaviorisme diperoleh melalui latihan terus-menerus yang diikuti dengan pemantapan, baik positif maupun negatif, sebgai pokok-pokok aktivitas kelas. Adpun pandangan kognivisme yang dipeloporioleh Noam Chomsky (1964:63, Brown, 2000:10) bahwa bahasa merupakan sistem yang didasarkan pada aturan dan pemerolehan bahasa pada dasarnya merupakan pembelajaran sistem tersebut.

Pencarian dalam kamus konteperer menyatakan bahwa belajar adalah “memperoleh:, atau pendapat pengetahuan sesuatu atau keterampilan melalui belajar, pengalaman, atau petunjuk. Istilah yang lebih khusus mengenai belajar menurut Kimble dan Germany 9Brown, 1963) adalah “perubahan yang secara permanen dalam kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari latihan”.

Penjelasan dua istilah mengenai bagaimana seorang memperoleh atau menguasai bahasa, baik bahasa pertama maupun pada bahasa kedua. Proses penguasaan yang dimaksud meliputi penguasaan secara alamiah (acquisition)maupun secara formal (learning).

Penjelasan dua istilah mengenai bagaimana seseorang memperoleh atau menguasai bahasa dalam belajar bahasa adalah : Pertama, language acquistion, yaitu bahasa yang potensial dikuasai oleh seseorang anak sejak lahir secara tewaris, dikuasai bukan melewati proses belajar, tetapi melalui proses pemerolehan bahasa secara bawah sadar(mother toungue/Native language). Kedua, Language as second language/foreign language, yaitu bahasa yang dipelajari oleh seseorang siswa disamping bahasa siswa sendiri. Misalnya seorang siswa Indonesia yang sedang mempelajari bahasa Indonesia, maka Bahasa Indonesia tersebut merpakan bahasa kedua atau bahasa asing yang dipelajarinya.

Orang yang dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bukanlah karena dia telah mencapai kematangan tertentu, melainkan lebih dikarenakan proses belajar. Para ahli ilmu jiwa menggunakan istilah maturation(kamatangan) untuk hal-hal yang bisa dikelakan setelah mencapai tingkat kamatangan tertentu, dan learning (belajar) untuk hal-hal yang bisa dikerjakan setelah mendapat latihan atau pendidikan. Stem (1983 ; 304) mengatakan :

……….. Learning is much broadly conceived is psychology than in common parlance. Applicable to animal as well as humas, it si understood as a process by which individuals change in a positively direction as a result of experience or practive and under the influence of environmental factors induding teaching.

Belajar bahasa perlu dibedakan dengan belajar tentang bahasa. Dalam belajar bahasa, orang belajar untuk dapat menggunakan bahasa dalam hal belajar tentang bahasa, orang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bahasa, misalnya tentang kaidah-kaidah kebahasaan. pandangan yang pertama adalah pandangan pendekatan komunikatif, sedangkan pandangan kedua adalah pendekatan tradisional Ninan (1988 :78) mengatakan,”in the communicative view of languaga-languaga learning was characterized as a process of developing the ability to do things with laguage (as apposed to learning abaot language)”

Pembelajaran bahasa

Bila dihubungkan definisi balajar di atas, maka pembelajaran dapat didefinisikan sebagai menunjukkan atau membentu seseorang untuk belajar bagaimana melakukan sesuatu, memberikan petunjuk-petunjuk, membimbing dan mempelajari sesuatu, memberikan pengetahuan untuk mangetahui dan memahami sesuatu.

Pembelajaran tidak bisa didefinisikan terpisah dari belajar. Pembelajaran adalah membimbng dan membantu belajar, memungkinkan pembelajaran untuk belajar, dan menciptakan kondisi belajar. Pemahaman seorang guru tentang bagaimana siswa belajar akan menentukan pandangan mengenai pendidikan, gaya mengajar, pendekatan, metode dan teknik kegiatan di kelas.

Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang berbeda. Menurut Skinner (1957), belajar merupakan perubahan tingkah laku yang berthap dari bentuk yang sderhana sampai bentuk yang kompleks. Mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, berpikir dan menyelidiki (Coney Setiawan , 1992). Dalam mengajar proses yang terjadi pada giru, sedang dalam belajar, proses terjadi pada siswa. Betapapun belajar mengajar merupakan dua proses yang berbeda, keduanya terikat pada tujuan akhir yang sama yaitu bagaimana supaya terjadi perubahan yang optimal pada diri siswa.

Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan konteks yang menekankan pada pola interaksi guru dan mirid, atau interaksi antar kegiatan belajar dan mengajar (Tabrani Rysyan, dkk, 1989 ,26). Hal ini berarti bahwa pembelajaran memiliki pengertian yang didalamnya mencakup sekaligus proses mengajar yang berisi serangkaian perbuatan guru untuk menciptakan situasi kelas, dan proses belajar yang terjadi pada diri siswa yang berisi perbuatan-perbuatan untuk menghasilkan perubahan pada diri mereka sebagai akibat kegiatan belajar dan mengajar.

Pembelajara juga dapat berlangsung tanpa adanya interaksi langsung antar guru dengan siswa, tetapi berupa susunan informasi dan lingkungan yang diciptakan oleh guru untuk memudahkan dan membantu siswa agar belajar (intruction). Misalnya siswa diminta untuk pergi ke perpustakaan, di mana mereka akan menentukan alat dan media yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibrikan oleh guru.

Pembelajaran dimaksudkan penciptaan suasana sehingga siswa belajar (Imran, 1998:43).43). Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dan dalam rangka tercapainya tujuan belajar. Dahulu, ketika pengajaran, dimaksudkan sebagai sekedar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tidak terikat dengan belajar, termasuk tujuannya. Sebab jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan, tercapailah maksud dari tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran lebih konsentrasi pada kegiatan siswa. Jika pada masa sekarang ini, pembelajaran dicobakan dikatkan dengan belajar, maka dalam merancang kegiatan pembelajaran, guru harus belajar dan aktivitas siswa.

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, kebermaknaan lebih diutamakan dari pada mengajar dengan cara terpisah-pisah antara unsur bahasa yang satu dengan yang lain, maka keunggulan cara belajar seperti ini akan berdampak pada teknik pembelajaran yang lebih variatif dan menarik. Demikian pula siswa siap dan aktif dalam mengembangkan latihan berbahasa.

Penggunaan bahasa oleh siswa dalam pembelajaran di kelas perlu diusahakan secara optimal agar bahan yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik. Dalam kehidupan sehari-hari, pemakaian bahasa mengandung informasi yang disampaikan oleh pembicara untuk menggunakan bahasa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa yang efektif mensyaratkan adanya keterlibatan guru dan siswa secara interaktif. Kelas yang terlalu didominasi guru, membatasi kemampuan siswa untuk siswa untuk beresperimen dengan bahasa. Jdi guru bukanlan penguasa tunggal di kelas, melainkan nara sumber dan pembimbing belajar.

Metode Pembelajaran Bahasa

Pendekatan dalam pembelajaran bahasa, adalah anggapan tentanghakekat bahasa serta kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menurut Anthony (1972), approach (pendekatan) ialah tingkat asumsi mengenai bahasa dan pengajaran bahasa, atau boleh dikatakan falsafah tentang pengajaran bahasa. Method (metode) ialah tingkat yang menerapkan teori-teori pada tingkat approach. Dalam tingkat ini di adakan pilihan-pilihan tentang keterampilan khusus mana tyang harus diajarkan, materi-materi apa saja yang harus digunakan dan urt-urtan mana materi itu harus disajikan.

  1. Metode Terjemah Tata Bahasa (Grammar Translation Method)

Terjemahan merupakan salah satu teknik tertua untuk menunjukkan makan dari suatu bahasa asing, dan tata cara ini telah digunakan di dalam pembelajaran bahasa asing pada jaman Kekaisaran romawi. Dari namanya kita sudah dapat mengetahui bahwa metode pembelajaran bahasa ini memberi penekanan pada kata tata bahasa kudua dan teknik praktik latihan utamanya adalah penerjemah dari dan kedalam bahasa target atau bahasa sasaran. Tujuan untama pengajaran adalah mempelajari karya-karya sastra, dan juga mempelajari system tata bahasa.

Menurut Tarigan (1988), metode terjemah tata bahasa (Grammar Translation Method) mempunyai beberapa ciri pokok antara lain : (1) kaidah tata bahasa dan kota kata dipelajari dengan seksama; (2) tata bahasa dipelajari secara deduktif; (3) segala kekecualian harus dihafalkan; (petunjuk penerjemah diberikan secara terperinci; 95) bahas pertama dan bahasa keduan dibandingkan secara konstan; (6) tujuan pengajaran mengalihkan bahasa pertama ke bahasa kedua dan sebaliknya; (7) fokus tertuju pada membaca dan menulis; (8) bahasa pertama merupakan sistem acuan pemerolehan bahasa kedua; (9) unit dasar pengajaran adalah “kalimat”; (10) sangat mengutamakan kecermatan dan ketepatan; (11) seleksi kola kata berdasarkan teks bacaan; dan (12) bahasa pertama siswa merupakan media pengajaran siswa dikelas.

Bahasa dalam Grammar Translation Method ini disajikan dalam bab-bab atau pelajaran-pelajaran ke tata bahasaan singkat yang masing-masing memuat beberapa butir kaidah tat bahas yang disusun serta diilusrtsi dengancomtoh-contoh. Guru secara langsung memberikan pembelajaran